SIISKA | Sistem Informasi Inovasi Sekolah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur

Judul Inovasi

Membentuk Karakter Anak Berkebutuhan Khusus Melalui Keterampilan Batik Sibaran

Nama Sekolah

SLB NEGERI BANJARSARI WETAN KABUPATEN MADIUN - KAB. MADIUN

Mulai Pelaksanaan

14 Jul 2020

Ringkasan Inovasi

Judul dari program inovasi adalah Membentuk Karakter Anak Berkebutuhan Khusus melalui Keterampilan Batik Sibaran

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Dalam rangka mempertahankan mutu pendidikan, perlu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada peserta didik baik dalam situasi normal maupun dalam masa darurat Covid-19 untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk menghadapi tantangan secara nasional maupun global.

Pembentukan karakter peserta didik sangatlah penting sesuai dengan amanat Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang UUSPN pasal 3 yang menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Untuk mewujudkan karakter peserta didik sesuai dengan rumusan fungsi pendidikan nasional maka diperlukan program inovasi yang dapat membentuk karakter peserta didik pendidikan khusus. Program inovasi diwujudkan melalui bidang keterampilan/vokasional karena tujuan utama layanan pendidikan khusus adalah mengajarkan peserta didik berkebutuhan khusus agar memiliki keterampilan kecakapan hidup, sehingga mereka dapat hidup mandiri sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Pendidikan karakter memberikan peserta didik ilmu pengetahuan, praktik-praktik budaya perilaku yang berorientasi pada nilai-nilai ideal kehidupan yang bersumber dari budaya lokal yaitu batik. Batik merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan

Diharapkan melalui program inovasi yang dilakukan mampu mewujudkan out put peserta didik yang memiliki keterampilan kecakapan hidup dan karakter yang baik sehingga mereka dapat menjadi manusia yang bermartabat dan hidup mandiri di tengah masyarakat

Latar Belakang

Pembentukan karakter sangatlah penting sesuai dengan amanat Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang UUSPN pasal 3 yang menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Untuk mewujudkannya maka diperlukan program inovasi yang diwujudkan melalui bidang keterampilan batik karena tujuan utama layanan pendidikan khusus adalah mengajarkan peserta didik berkebutuhan khusus agar memiliki keterampilan kecakapan hidup, sehingga mereka dapat hidup mandiri sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

Pendidikan karakter memberikan peserta didik ilmu pengetahuan, praktik-praktik budaya perilaku yang berorientasi pada nilai-nilai ideal kehidupan yang bersumber dari budaya lokal yaitu batik. Batik merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan.

Tujuan inovasi adalah meningkatkan kompetensi  dan prestasi peserta didik di bidang non akademik (bidang keterampilan/vokasional) terutama di bidang batik, membentuk karakter peserta didik sesuai amanat Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, dan meningkatkan manajemen sekolah sebagai sekolah rujukan

Penerima manfaat dari inovasi adalah peserta didik SLB Negeri Banjarsari Wetan SLB Negeri Banjarsari Wetan dan masyarakat.

Kesesuaian

Seiring arus globalisasi maka pendidikan karakter anak bangsa menjadi pusat perhatian pendidikan. Karakter harus benar-benar dibangun untuk menuju peradaban yang mampu membawa kehidupan bangsa ke arah yang semakin berkualitas dan bermakna. Pendidikan karakter bagi ABK menyesuaikan dengan karakteristik mereka. Perlu sebuah inovasi pembelajaran yang mampu membentuk karakter siswa tanpa memberi beban dan berorientasi pada proses pembinaan potensi yang ada dalam diri anak, dikembangkan melalui pembiasaan sifat baik yaitu berupa pengajaran nilai-nilai karakter yang tidak hanya diberikan pada aras kognitif saja, tetapi menyentuh pada internalisasi dan pengamalan nyata dalam kehidupan siswa sehari-hari yang dapat diperoleh dengan pembelajaran keterampilan batik di sekolah

Kontribusi

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat global termasuk Indonesia. Program inovasi kolaborasi antara pendidikan keterampilan dan karakter yang diimplementasikan di SLB Negeri Banjarsari Wetan bertujuan untuk menyiapkan anak berkebutuhan khusus dengan life skill batik yang handal sehingga dapat menjadi bekal bagi mereka dalam menghadapi tantangan global dan membentuk karakter peserta didik yang mencintai kearifan lokal. Dengan life skill yang handal, mereka akan mampu bekerja dan berwiraswasta sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya. Karakter peserta didik akan terbangun menuju peradaban yang mampu membawa kehidupan bangsa ke arah yang semakin berkualitas dan bermakna

Deskripsi

Implementasi dalam manajemen pembelajaran keterampilan batik agar berjalan secara kontinue dan benar-benar membawa manfaat bagi peserta didik:

a.    Praktik keterampilan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah disusun

b.    Memberikan nilai pembelajaran keterampilan sesuai dengan keaktifan dan kemampuan yang dikuasai oleh peserta didik

c.     Memberikan reward/hadiah kepada peserta didik yang mendorong mereka bersaing secara positif untuk meningkatkan kemampuannya

d.    Memberlakukan sistem gaji/upah yang diberikan kepada setiap peserta didik untuk setiap hasil karya keterampilan yang mereka buat/hasilkan.

e.    Menugaskan guru sebagai penanggung jawab kegiatan untuk memantau dan membimbing peserta didik sesuai dengan perkembangan keterampilannya

f.      Menugaskan guru sebagai penanggung jawab kegiatan untuk memantau peningkatan pembentukan karakter peserta didik yang terbentuk melalui implementasi keterampilan batik.

Berdiskusi dengan guru secara kontinue tentang perkembangan karakter dan keterampilan setiap peserta didik, masalah/kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran keterampilan terhadap peserta didik, solusi yang terbaik untuk mengatasi masalah tersebut serta membahas program/terobosan yang dikembangkan untuk kemajuan keterampilan batik

Nilai Inovatif

Keunikan dari program inovasi ini adalah sebuah program inovasi yang mengkolaborasikan program keterampilan dan pembelajaran karakter yang bersumber dari kearifan lokal yaitu warisan budaya berupa batik yang perlu dilestarikan. Sebuah program pendidikan karakter yang menyesuaikan dengan karakter anak berkebutuhan khusus yang menyentuh pada internalisasi dan pengamalan nyata. Implementasi inovasi ini mampu mewujudkan life skill peserta didik sebagai pembatik yang handal. Dengan life skill yang mereka kuasai akan membantu mereka menyongsong masa depan yang lebih cerah ketika mereka lulus nanti. Program inovasi diikuti oleh semua peserta didik SLB Negeri Banjarsai Wetan yang memiliki bakat dan minat di bidang batik. 

Sumber Daya

Penanggungjawab dan inovator  dari program inovasi adalah Kepala Sekolah SLB Negeri Banjarsari Wetan. Pelaksana dari program inovasi terdiri dari seluruh guru dan peserta didik di SLB Negeri Banjarsari Wetan. Sumber dana dari pelaksanaan program inovasi adalah BOS, BOP dan BPOPP.

Strategi yang dilakukan untuk menggerakkan dan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada :

a.       Menjaga motivasi dari guru dan siswa untuk terus berperan aktif dalam seluruh program inovasi yang dijalankan

b.      Melaksanakan supervisi kegiatan secara berkala dan memberikan pengarahan secara langsung pada waku supervisi ketika ada beberapa hal yang perlu lebih dioptimalkan

c.       Membuat susunan penanggungjawab dari seluruh program yang dijalankan

d.      Memberikan reward kepada peserta didik yang paling aktif

e.       Memberikan reward kepada guru penanggungjawab yang kinerjanya bagus dalam peningkatan dan pengembangan program kegiatan yang dijalankan

f.        Melaksanakan studi banding untuk mengembangkan program inovasi

g.       Membuat MOU dengan dunia usaha

h.      Berdiskusi secara kontinue dengan seluruh guru penanggungjawab kegiatan untuk membahas kendala/masalah yang dihadapi dalam pengembangan seni batik serta metode/teknik pembuatan variasi batik yang baru

i.         Memaksimalkan bahan alam yang terdapat di sekitar sekolah untuk dijadikan bahan pembuatan batik (daun jati,kunyit, dsb)

Strategi Inovasi

Program inovasi  telah mendapat persetujuan dan disyahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

Masyarakat sangat berperan serta dalam pelaksanaan program inovasi ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya MOU antara sekolah dengan dunia usaha dan respon masyarakat untuk membeli hasil produksi batik usaha ekonomi produktif peserta didik. Pemerintah daerah juga mendukung pelaksanaan program inovasi sekolah dengan memberikan kesempatan kepada sekolah untuk memasarkan hasil produksi batik peserta didik di Mall UMKM Kabupaten Madiun.

Sebagai tindak lanjut program inovasi maka disusun Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang susunan penanggung jawab keterampilan batik. Dalam pelaksanaan kegiatan vokasional batik disusun tata tertib sedemikian rupa sehingga peserta didik dilatih untuk bekerja dalam arti sesungguhnya. Untuk meningkatkan sumber daya manusia maka guru diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan batik diantaranya yang diselenggarakan oleh Balai Rehabilitasi dibawah naungan Kementerian Sosial. Hasil produk batik peserta didik SLB Negeri Banjarsari Wetan telah menjadi kain seragam acara nikahan, guru SLB Negeri Banjarsari Wetan, Dinas Sosial Kabupaten Madiun, PSM Kabupaten Madiun, TKSK Kabupaten Madiun, LKS Kabupaten Madiun dan FLKSA Provinsi Jawa Timur.

Pelaksanaan Dan Evaluasi

Evaluasi menyeluruh secara internal dilaksanakan secara bersama-sama antara kepala sekolah sebagai penanggungjawab kegiatan beserta guru yang terlibat didalamnya.

Seluruh kendala atau permasalahan yang timbul baik dari dalam diri siswa maupun dari faktor luar misalnya dari kesiapan sarana prasarana dimusyawarahkan untuk mencari solusi yang terbaik.

Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada semua guru untuk menyampaikan ide dan strategi tentang pengembangan seni batik termasuk membuka kerjasama dengan pihak-pihak  yang bisa mendukung pengembangan dan program kelanjutan dari program inovasi.

Setiap langkah yang telah menjadi kesepakatan dalam musyawarah dijalankan dan dievaluasi kembali di bulan berikutnya. 

Waktu pelaksanaan program inovasi

1.       Dilaksanakan sesuai dengan jadwal pembelajaran keterampilan pilihan (jenjang SMPLB dan SMALB) dan sesuai jadwal ekstrakurikuler (jenjang SDLB s.d SMALB) pada waktu sekolah memberlakukan sistem pembelajaran tatap muka langsung. Jadwal kegiatan dibuat sistem shift selama masa pandemi Covid 19.

2.       Hari Sabtu dan Minggu dishift dengan pengawasan guru piket.

 

 

Indikator kinerja :

1.       Terbentuknya karakter peserta didik sesuai amanat Undang-undang RI No. 20 tahun 2003

2.       Peningkatan kemampuan / life skill peserta didik di bidang batik

3.       Bertambahnya jumlah peserta didik yang berperan aktif dalam kegiatan batik

Meningkatnya peminat batik produk peserta didik

Hasil Evaluasi

Output sebelum adanya inovasi adalah peserta didik mengenal seni batik

Output setelah adanya program inovasi adalah meningkatnya kemampuan membatik peserta didik

Outcome setelah adanya inovasi adalah meningkatnya minat peserta didik dalam bidang batik.

Outcome setelah program inovasi adalah (1) terbentuknya karakter peserta didik sesuai amanat Undang-undang RI No. 20 tahun 2003; (2) tercapainya prestasi peserta didik di bidang non akademik (vokasional); (3) terbentuknya life skill batik peserta didik yang handal; (4) meningkatkan kesejahteraan peserta didik ketika mereka lulus; (5) meningkatkan citra sekolah sebagai sekolah rujukan; dan (6) mensukseskan pelaksanaan program pembangunan  nasional di bidang pendidikan

Covid-19

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Dalam rangka mempertahankan mutu pendidikan, perlu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada peserta didik baik dalam situasi normal maupun dalam masa darurat Covid-19 untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk menghadapi tantangan secara nasional maupun global.

SLB Negeri Banjarsari Wetan Kabupaten Madiun memiliki peserta didik yang tinggal di asrama yang berjumlah 45 anak. Selama masa Pandemi Covid-19 mereka tinggal di asrama dan tidak pulang. Setelah mereka mengikuti pembelajaran secara daring, peserta didik yang sebelumnya telah aktif dalam kegiatan batik Usaha Ekonomi Produktif (UEP) mengikuti kegiatan yang ada di UEP dengan dipandu guru yang piket sesuai dengan jadwal yang telah disusun.

Kepala sekolah mensinergikan antara Work From Home (WFH) dan Work Form Office (WFO) guru dalam memberikan layanan pendidikan yang maksimal kepada peserta didik. Masih berlangsungnnya PPKM maka kegiatan vokasional di UEP sementara hanya diikuti oleh peserta didik yang tinggal di asrama untuk menghindari kerumunan. Kegiatan tetap dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat 

Pemangku Inovasi

Komponen yang terlibat dalam implementasi program inovasi ini antara lain

1.       Kepala Sekolah SLB Negeri Banjarsari Wetan sebagai penanggungjawab seluruh kegiatan yang berlangsung. Inovator dari program inovasi adalah kepala sekolah sehingga seluruh manajemen kegiatan program inovasi dibawah kendali kepala sekolah

2.       Guru SLB Negeri Banjarsari Wetan

Guru berperan dalam membimbing peserta didik, mengawasi pelaksanaan kegiatan, mengembangkan ide pengembangan seni batik, mengecek bahan serta sarana prasarana yang dibutuhkan selama pelaksanaan program kegiatan batik, dan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang peduli dengan pengembangan program inovasi.

3.       Peserta didik SLB Negeri Banjarsari Wetan

Berperan sebagai pelaksana kegiatan batik yang menjadi bakat serta talentanya.

4.       Pengawas Sekolah PK LK Wilayah Kab. Madiun

Berperan memberikan arahan dan support kepada kepala sekolah dan guru SLB Negeri Banjarsari Wetan dalam hal pelaksanaan dan pengembangan program inovasi.

5.       Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Madiun

                 Mengontrol pelaksanaan kegiatan dijalankan sesuai dengan peraturan dan protokol kesehatan

Faktor Penentu

Faktor penentu dari keberhasilan program inovasi antara lain :

1.       Peran kepala sekolah sebagai motivator dan pengarah kegiatan yang handal

2.       Motivasi dan dedikasi yang tinggi dari masing-masing guru penanggungjawab kegiatan untuk mengerahkan segala kemampuan dan sumber daya yang ada di dalam diri mereka untu terjun total dalam kegiatan

3.       Peserta didik yang selalu berperan aktif mengikuti kegiatan.

Permasalahan yang dihadapi dalam implementasi program inovasi :

-        Sarana dan prasarana batik masih perlu dilengkapi.

Terbatasnya dana yang ada mengakibatkan sekolah belum bisa memiliki galeri batik untuk memasarkan dan lebih mengenalkan hasil batik 

Video Inovasi