SIISKA | Sistem Informasi Inovasi Sekolah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur

Judul Inovasi

Hidroponik Sebagai Solusi Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan Mengembangkan Keterampilan Agrobisnis Bagi Guru Dan Siswa Sman 3 Lamongan

Nama Sekolah

SMA NEGERI 3 LAMONGAN - KAB. LAMONGAN

Mulai Pelaksanaan

10 Aug 2018

Ringkasan Inovasi

Pendidikan prakarya dan kewirausahaan merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan menanamkan jiwa, sikap, dan etika wirausaha kepada peserta didik, memberikan bekal pengetahuan tentang kewirausahaan dan memiliki keterampilan tangan untuk modal peserta didik membuka usaha. Pada mata pelajaran Pendidikan prakarya dan kewirausahaan  salah satu materinya yaitu tentang budidaya terkait dengan pertanian sedangkan di sekolahan kami tidak ada lahan sehingga kami berinisiatif untuk mengembangkan lahan  pertanian yang modern dan mudah untuk di praktekkan yaitu Hidroponik.

Hidroponik adalah salah satu metode dalam budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman. Hidroponik merupakan solusi menanam dengan lahan terbatas.

Dengan membuat lahan pertanian hidroponik maka siswa dapat prakteh secara langsung untuk materi budidaya pada mata pelajaran Pendidikan prakarya dan kewirausahaan. Selain itu bisa dijadikan bekal berwirausaha setelah lulus sekolah.

Latar Belakang

  1. Tidak adanya ketersediaan lahan untuk praktek pada Pada mata pelajaran Pendidikan prakarya dan kewirausahaan 
  2. Menyediakan sarana prasarana untuk  praktek pada Pada mata pelajaran Pendidikan prakarya dan kewirausahaan 
  3. Siswa, guru, dan masyarakat sekitar

Kesesuaian

Pendidikan merupakan salah satu hal yang diperlukan manusia untuk membentuk sikap dan perilaku seseorang, dan memiliki pengetahuan, kemampuan inovatif, serta bermanfaat bagi masyarakat luas, salah satunya dapat dilakukan melalui pendidikan prakarya dan kewirausahaan. Pendidikan prakarya dan kewirausahaan merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan menanamkan jiwa, sikap, dan etika wirausaha kepada peserta didik, memberikan bekal pengetahuan tentang kewirausahaan dan memiliki keterampilan tangan untuk modal peserta didik membuka usaha. Hal ini juga bertujuan untuk menciptakan wirausahawan baru yang handal dan berkarakter. Sehingga dengan adanya lahan hidroponik siswa akan secara langsung mempraktekkan yang nantinya bisa di jadikan bekal untuk berwirausaha yang secara otomatis menanamkan jiwa wirausaha yang mencintai lingkungan.

Kontribusi

Perpres Nomor 59 Tahun 2017

Pasal 2 (1) Dengan Peraturan Presiden ini ditetapkan sasaran nasional periode tahun 2017 sampai tahun 2019 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015- 2019, yang selaras dengan TPB sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini. (2) TPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Berdasarkan pasal di atas maka dengan pengembangan hidroponik dapat memberikan bekal siswa dalam berwirausaha dan mencintai lingkungan.

Deskripsi

Di awali dengan rapat koordinasi dengan guru PKWU tentang kebutuhan untuk pembelajaran yang sesuai kurikulum, maka sekolah memfasilitasi terwujudnya hidroponik di sekolah. Langkah selanjutnya, mengikutsertakan guru yang bersangkutan serta beberapa peserta didik untuk mengikuti diklat hidroponik agar mempunyai wawasan tentang hidroponik dan mampu mengembangkan hidroponik di sekolah. Kemudian tim hidroponik ini mengimbaskan hasil diklat kepada guru PKWU agar dapat mengajar hidroponik kepada peserta didik sesuai jadwal yang telah di tentukan sekolah, Artinya pembelajarannya dilakukan secara bergilir sesuai kurikulum kearifan local. Kegiatan dalam berhidroponik antara lain semai bibit tanaman, memberi nutrisi, merawat tanaman, sampai panen sayuran yg tidak membutuhkan waktu sekitar 35 hari. 

Nilai Inovatif

Tentunya sudah tidak menjadi asing lagi ketika mendengar kata petani. Ya, sebagian besar orang menganggap petani adalah pekerjaan yang melelahkan, umur 40 tahun ke atas, harus panas-panasan di bawah terik matahari, dan sebagainya.

Mungkin sebagian besar orang mengatakan gengsi, pola pikir orang yang masih beranggapan petani pekerjaan yang tidak berkelas dan petani profesi yang dipandang rendah oleh masyarakat. Gengsi yang menjadi kata di kalangan milenial, karena sebagian dari mereka lebih memilih ingin bekerja di ruang ber-AC. Padahal banyak dari mereka yang salah memahami arti dari petani dan buruh tani.

Kita ketahui hidroponik adalah metode budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah serta memperhatikan pemenuhan nutrisi bagi tanaman.

Bertani hidroponik ini sangat berpotensi bagus jika dikembangkan menjadi sebuah bisnis. Karena mengingat di Indonesia pertanaian yang dilakukan secara modern belum terlalu banyak dilakukan, terutama dalam pertanian sistem hidroponik.

Keuntungan dari menanam secara sistem hidroponik adalah tidak memandang jenis sayuran yang biasanya ada di dataran tinggi dan dataran rendah karena bisa menanam sayuran-sayuran yang diinginkan.

Sumber Daya

  1. Dana inovasi hidroponik ini berasal dari dana BOS, yang di kelola oleh guru pembimbing dan siswa dengan merakit instalasi hidroponik hingga pengelolaan sampai memasarkan
  2. Untuk mengoptimalkan hidroponik ini siswa wajib mengikuti praktek mulai dari semai hingga memasarkan produk. 

Strategi Inovasi

  1. Membuat SK pengelola hidroponik
  2. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam evaluasi dan pemasaran
  3. Mengadakan kegiatan pelatihan hidroponik

Pelaksanaan Dan Evaluasi

Jelaskan evaluasi yang dilakukan, baik secara internal instansi maupun eksternal (lembaga lainnya yang relevan) untuk mengukur dampak inovasi secara resmi! Maksimal 100 kata

Melakukan kerjasama dengan pihak lain misalnya komunitas hidroponik di lamongan atau petani hidroponik di kabupaten Lamongan yaitu HIdroponik Farm Lamongan untuk mengevaluasi mulai proses awal sampai produk yang dihasilkan sehingga dapat diterima masyarakat.

Waktu pelaksanaan evaluasi ini dilakukan secara incidental, artinya setiap saat karena di setiap tahap memerlukan pengawasan dan kontrol yang baik agar dihasilkan produk yang baik.

Indicator kinerja yang digunakan :

  • Kebersihan instalasi
  • Pengecekan tds/kadar pupuk
  • Kondisi semaian/bibit
  • Kondisi tanaman remaja
  • Kondisi tanaman siap panen
  • Pengemasan tanaman pasca panen
  • Perawatan instalasi pasca panen 

Hasil Evaluasi

Sebelum inovasi ini, pembelajaran PKWU untuk materi budidaya kurang maksimal, karena keterbatasan lahan dan minat yang rendah terhadap pertanian. Dengan adanya inovasi ini, output yang dihasilkan berupa produk sayuran hiroponik yang dapat dipasarkan, akan tetapi jumlahnya terbatas karena skala kecil. Jadi untuk sementara produk hanya cukup untuk memenuhi permintaan warga sekolah saja.

Outcome dari inovasi ini memberikan dampak yang besar terhadap pola pikir generasi milenial, bahwa bertani tidak harus ke sawah/ladang. Manfaat yang dapat mereka peroleh dengan belajar hidroponik adalah mereka dapat bertani secara modern untuk memenuhi permintaan pasar dan menghasilkan uang dari kegiatan mereka.  Harapan dari kegiatan inovasi hidroponik adalah melahirkan generasi milenial yang dapat meneruskan dan mengembangakan  pertanian modern di Indonesia.

Covid-19

  1. menyediakan layanan konsultasi kegiatan budidaya hidroponik di rumah
  2. membantu menyediakan bahan untuk hidroponik
  3. membagikan produk sayuran segar untuk warga sekitar yang isoman

Pemangku Inovasi

Pengembangan hidroponik ini melibatkan guru dan siswa yang nantinya manfaatnya untuk guru dan siswa juga serta bekerjasama dengan pihak lain untuk evaluasi hingga pemasaran produk

Faktor Penentu

Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara Hidroponik dapat dibedakan menjadi faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer meliputi air baku, mineral dan nutrisi/pupuk, media tanam dan bibit. Sedangkan faktor sekunder (lingkungan), meliputi cahaya, oksigen, suhu, kelembaban, curah hujan dan angin.

kendala dalam mendukung inovasi : keterbatasan pengelolaan  dari semai hingga panen, pemasaran hasil produk

Video Inovasi