SIISKA | Sistem Informasi Inovasi Sekolah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur

Judul Inovasi

Praktik Baik I-best Sebagai Kantong Pembelajaran Berdiferensiasi Di Smk Negeri 1 Probolinggo

Nama Sekolah

SMKN 1 PROBOLINGGO - KOTA PROBOLINGGO

Mulai Pelaksanaan

31 Dec 2022

Ringkasan Inovasi

Masalahnya adalah kurangnya adaptasi pembelajaran di SMK untuk memenuhi kebutuhan individu siswa dan persiapan mereka untuk dunia kerja. Inovasi berupa penerapan pembelajaran berdiferensiasi mengatasi masalah ini dengan menyediakan pendekatan yang adaptif, memfasilitasi kebutuhan belajar individual siswa, dan mempersiapkan mereka untuk menjadi wirausaha muda atau memasuki dunia kerja. Hasilnya adalah peningkatan signifikan dalam prestasi belajar siswa, partisipasi dalam kegiatan kewirausahaan, dan kesiapan siswa untuk menghadapi tantangan dunia kerja. Dengan pendekatan yang lebih adaptif dan inklusif, inovasi ini memberikan solusi yang efektif dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK dan mempersiapkan generasi muda untuk masa depan yang lebih baik.

Latar Belakang

Latar belakang inovasi ini adalah untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melalui penerapan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Gagasan munculnya inovasi ini terinspirasi oleh kebutuhan akan peningkatan keterampilan dan kesiapan peserta didik untuk memasuki dunia kerja atau menjadi wirausaha muda. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan potensi siswa secara individual dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tuntutan pasar kerja yang semakin kompleks. Kelompok masyarakat yang mendapatkan manfaat dari inovasi ini adalah siswa SMK yang akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan praktis, kreativitas, dan jiwa kewirausahaan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Data pendukung yang relevan dapat mencakup hasil evaluasi prestasi belajar siswa sebelum dan setelah penerapan inovasi, survei kepuasan siswa terhadap pembelajaran yang berdiferensiasi, serta data tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan kewirausahaan di sekolah.

Kesesuaian

Permasalahan yang diatasi melalui inovasi pembelajaran berdiferensiasi di SMK sesuai dengan kategori "Pendidikan dan Pelatihan" dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Inovasi ini mencakup peningkatan akses dan kualitas pendidikan serta persiapan siswa untuk memasuki dunia kerja atau menjadi wirausaha muda. Dengan demikian, inovasi ini secara langsung mendukung pencapaian tujuan SDGs nomor 4 tentang Pendidikan Berkualitas dan nomor 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Kontribusi

Inovasi pembelajaran berdiferensiasi di SMK memiliki kontribusi yang signifikan terhadap beberapa tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dalam Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia. Pertama, inovasi ini mendukung pencapaian TPB 4 tentang Pendidikan Berkualitas, dengan memberikan kesempatan yang setara bagi semua siswa untuk mengembangkan potensi mereka sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan individual. Selanjutnya, inovasi ini juga mendukung TPB 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dengan mempersiapkan siswa SMK untuk memasuki dunia kerja atau menjadi wirausaha muda melalui pengembangan keterampilan praktis dan kewirausahaan. Selain itu, inovasi ini juga berkontribusi terhadap TPB 9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dengan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung inovasi dan pengembangan teknologi di bidang kejuruan. Data pendukung yang relevan dapat mencakup tingkat kelulusan siswa SMK, tingkat partisipasi dalam pelatihan kewirausahaan, dan hasil survei keberlanjutan karier alumni setelah lulus.

Deskripsi

Inovasi pembelajaran berdiferensiasi di SMK mengutamakan adaptasi kurikulum dan metode pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan individual siswa. Guru menggunakan pendekatan yang beragam, seperti penggunaan materi ajar yang berbeda, pembagian kelompok belajar berdasarkan tingkat kemampuan, atau penugasan yang disesuaikan. Melalui pendekatan ini, setiap siswa mendapat dukungan yang sesuai dengan kebutuhan belajar mereka, memungkinkan mereka untuk berkembang secara optimal. Selain itu, inovasi ini juga mengintegrasikan pembelajaran kewirausahaan dan praktis yang relevan dengan dunia kerja, mempersiapkan siswa untuk memasuki pasar kerja yang kompetitif. Dengan cara ini, inovasi membawa perubahan yang signifikan dalam pembelajaran di SMK, memastikan bahwa setiap siswa mendapat peluang yang sama untuk meraih kesuksesan akademik dan profesional.


Nilai Inovatif

Inovasi pembelajaran berdiferensiasi di SMK memberikan nilai tambah dengan menyediakan pendekatan yang lebih adaptif dan personalisasi dalam proses pembelajaran. Keunikan inovasi ini terletak pada kemampuannya untuk memfasilitasi kebutuhan belajar individual siswa, meningkatkan motivasi belajar, dan mengembangkan keterampilan kewirausahaan. Dibandingkan dengan model penyelesaian masalah tradisional, inovasi ini memberikan solusi yang lebih cepat dan menyeluruh dengan menjangkau seluruh populasi siswa SMK secara luas.

Sumber Daya

Untuk melaksanakan inovasi pembelajaran berdiferensiasi di SMK, berbagai sumber daya diperlukan, termasuk keuangan, manusia, metode, dan peralatan. Sumber daya keuangan digunakan untuk pengembangan kurikulum yang mendukung pendekatan berdiferensiasi, pelatihan guru, dan pengadaan peralatan pembelajaran yang sesuai. Sumber daya manusia melibatkan keterlibatan kepala sekolah, guru, dan staf sekolah dalam pelaksanaan inovasi serta pengembangan keterampilan mereka dalam menerapkan pendekatan berdiferensiasi. Strategi yang dilakukan meliputi penyusunan program pelatihan berkelanjutan, kolaborasi antar guru untuk bertukar pengalaman dan strategi pembelajaran, serta pemanfaatan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran diferensiasi. Optimalisasi sumber daya dilakukan melalui pengelolaan yang efisien dan efektif, penugasan peran dan tanggung jawab yang jelas, serta evaluasi berkala terhadap implementasi inovasi untuk melakukan perbaikan dan peningkatan berkelanjutan.

Strategi Inovasi

Strategi keberlanjutan untuk inovasi pembelajaran berdiferensiasi di SMK meliputi regulasi institusional dengan memasukkan pendekatan berdiferensiasi ke dalam kebijakan sekolah dan kurikulum nasional. Strategi sosial melibatkan kolaborasi dengan industri dan lembaga pelatihan kerja untuk memastikan relevansi kurikulum dengan tuntutan pasar kerja. Dukungan masyarakat diwujudkan melalui program inklusi pendidikan dan kampanye kesadaran akan pentingnya pendidikan berdiferensiasi. Strategi manajerial mencakup peningkatan kapasitas guru dalam penerapan pendekatan berdiferensiasi, penjaminan kualitas melalui evaluasi berkelanjutan, dan pemberlakuan SOP untuk pengelolaan dan pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi secara efektif. Dengan strategi ini, inovasi ini dapat berkelanjutan dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi pendidikan dan persiapan kerja siswa di SMK.

Pelaksanaan Dan Evaluasi

Ya, inovasi ini telah dievaluasi secara resmi melalui evaluasi internal oleh pihak sekolah dan eksternal oleh Dinas Pendidikan setempat. Evaluasi internal mencakup survei kepuasan siswa dan guru, analisis prestasi belajar siswa, serta pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran. Sementara itu, evaluasi eksternal melibatkan pemantauan dari Dinas Pendidikan dan lembaga pendidikan terkait untuk mengukur dampak inovasi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran dan kesiapan siswa untuk dunia kerja.

Evaluasi dilakukan secara berkala setiap semester. Indikator kinerja meliputi tingkat partisipasi siswa, hasil ujian, kepuasan siswa dan guru, serta peningkatan keterampilan kewirausahaan. Evaluasi internal melibatkan survei, observasi kelas, dan analisis data akademik. Evaluasi eksternal melibatkan kunjungan lapangan, wawancara dengan stakeholder, dan analisis data dari Dinas Pendidikan.

Hasil Evaluasi

Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan output dan outcome. Output mencakup peningkatan tingkat kelulusan, partisipasi siswa dalam kegiatan kewirausahaan, dan hasil ujian. Outcome mencakup peningkatan keterampilan praktis siswa dan persiapan mereka untuk dunia kerja. Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam hasil ujian siswa dan tingkat partisipasi dalam kegiatan kewirausahaan. Tindak lanjut meliputi penyempurnaan kurikulum, peningkatan pelatihan guru, dan pembelajaran berkelanjutan melalui kolaborasi dengan industri.

Covid-19

Untuk merespons pandemi COVID-19, layanan pendidikan di SMK mengalami berbagai penyesuaian. Ini termasuk pelaksanaan pembelajaran jarak jauh melalui platform daring, penyediaan materi pembelajaran yang dapat diakses secara online, dan penyesuaian kurikulum untuk mendukung pembelajaran mandiri. Selain itu, langkah-langkah kebersihan dan protokol kesehatan diterapkan di sekolah untuk melindungi siswa dan staf. Program pembelajaran berbasis proyek atau praktikum diadopsi dengan pembatasan fisik, sementara peningkatan pelatihan guru dalam teknologi pembelajaran online juga dilakukan. Ini memastikan kelangsungan pembelajaran tanpa mengorbankan kesehatan dan keselamatan siswa dan staf sekolah.

Pemangku Inovasi

Pemangku kepentingan yang terlibat dalam inovasi pembelajaran berdiferensiasi di SMK meliputi kepala sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, industri, dan lembaga pelatihan kerja. Kepala sekolah memiliki peran penting dalam menyusun kebijakan sekolah dan memberikan dukungan administratif. Guru berperan sebagai pelaksana utama inovasi, merancang dan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Siswa berkontribusi dengan partisipasi aktif dalam pembelajaran. Orang tua siswa memberikan dukungan dan umpan balik terhadap proses pembelajaran. Industri dan lembaga pelatihan kerja memberikan masukan tentang kebutuhan pasar kerja dan menyediakan kesempatan magang bagi siswa. Melalui kolaborasi dan partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan ini, inovasi dapat dirancang, diimplementasikan, dan dievaluasi secara holistik, memastikan kesuksesan dan keberlanjutan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di SMK.

Faktor Penentu

Faktor penentu keberhasilan inovasi adalah dukungan kepemimpinan sekolah yang kuat, pelatihan guru yang efektif dalam menerapkan pendekatan berdiferensiasi, dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Kendala dapat timbul dari resistensi terhadap perubahan dari beberapa pihak, kurangnya pemahaman tentang konsep pembelajaran berdiferensiasi, serta keterbatasan sumber daya finansial dan teknologi. Kesadaran akan tantangan ini dan upaya bersama untuk mengatasi mereka merupakan kunci untuk meraih keberhasilan dalam mengimplementasikan inovasi pembelajaran berdiferensiasi.

Video Inovasi